betapa dingin sikapmu BAK mineral pegunungan,
menguyur dan menelusup ke tulang rusuk ,
menyegarkan namun terlalu dingin awalnya,
tiap subuh dan petangku kau tebarkan diri dengan kabut putih di lereng hati segitiga ku,
menghilangkan pandangan hijau pucuk2 teh dan terompet itu, tragis fenomenamu...
betapa indahnya perjalanan cintaku dan ekspedisi rinduku
dihiasi bunga kecubung dan padang teh hijau,
terompet yang membangunkan jiwa di lembahnya alam dempo,
bentuk ibarat sangsakala dan helainya yg 5 seperti pondasi cinta kepada-NYa untukmu
tapi betapa dinginpun sikapmu kau membuatku merindukanmu ,
walau terkadang kau bagaikan kota besar terlalu angkuh,
membiarkan rasa kekagumanku akanmu tertelan oleh kabut debu,
hitam tanpa waktu berlalu sepanjang waktukku...
kegalauanku....
kau tetap kecubung indag dihatiku,
mungkin tak dapat ku lihat merah, kuning,putihmu
dan seringnya mewarnai hariku
seperti kala ku mengabadikan labirin biru dihati....
bunga yang hanya bersemi di kedinginan sang jiwa bumi hijau segitiga bersuhu kulkas....
sedih tak berarti....
rindu yang mati....
cinta hakiki....
mati di kala gelap perjalanan...
menuju penginapan padang selasa....
perjalanan indah walau ada cela kesedihan sesudahnya,
rindu dan kehilangan adalah warna ekspedisi perjalanan,
selamat tinggal kota hijau bernuansa sejuk nan damai,
lestarilah hijau, kesukaanku padamu yang tak bakal luntur,
dimakan acungan debu tragedi masa lalu...
naluri yang yg tak kan pernah mati mencari sesosok pujaan hati...
dan telah terpatri namun tak tau dimana dan kemana,
ibarat mentari yng indah muncul di waktu perbatasan antara gelap mati...
pagi di lembah segitiga terutama di kaki...
by : fe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar